ANAMNESA
2.1 Definisi Anamnesa
Menurut
Patricia A Potter tahun 2005, anamnesa adalah pola
komunikasi yang dilakukan untuk tujuan spesifik dan difokuskan pada area dengan
isi yang spesifik. Anamnesa juga diartikan sebagai mekanisme dimana klien juga
bisa mendapatkan informasi. Suatu anamnesa dapat terfokus, seperti dalam kasus
klien masuk ruang kedaruratan, atau wawancara dapat bersifat komprehensif.
Dokter atau bidan
mengumpulkan informasi tentang kesehatan klien, gaya hidup, sistem pendukung,
pola penyakit, pola adaptasi, kekuatan dan keterbatasan dan sumber-sumber.
Dengan perawat mendengarkan dan mempertimbangkan informasi yang dikemukakan,
klien mungkin diarahkan untuk memberikan lebih rinci atau mendiskusikan topik
yang tampaknyadapat mengungkapkan masalah yang mungkin ada. Karena laporan
klien dapat mencakup informasi subjektif, perawat menggunakan data dari
anamnesa untuk validasi kemudian dengan informasi objektif.
Ketika melakukan
anamnesa, perawat menggunakan keterampilan berkomunikasi spesifik untuk
memfokuskan perhatian pada tingkat kesejahteraan klien. Perawat juga membantu
klien memahami perubahan yang sedang terjadi atau akan terjadi bila mulai
diberikan asuhan.
Anamnesa keperawatan
mencapai beberapa objektif. Pertama, hubungan perawat-klien dibentuk. Hubungan
perawat-klien adalah asosiasi antara perawat dan klien yang mempunyai
pertimbangan mutual, yaitu tentang kesejahteraan klien. Hubungan ini membentuk
keeratan interpersonal profesional yang mengembangkan dan membantu dala
penyelidikan dan diskusi tentang respon klien terhadap kesehatan dan penyakit.
Hubungan ini menggalakkan pertukaran informasi, ide-ide, dan emosi, serta
memberdayakan perawat untuk mengekspresikan tingkat perawatan untuk klien.
Selama
anamnesa perawat mendapatkan informasi tentang dimensi fisik, perkembangan,
emosi, intelektual, sosial, dan spiritual klien. Informasi fisik dan
perkembangan mencerminkan fungsi normal dan perubahan patologis pada pola
kehidupan individu yang disebabkan oleh penyakit, trauma, atau krisis
perkembangan. Informasi emosi mencakup respons perilaku terhadap perubahan
dalam kesehatan dan pola kehidupan. Informasi emosi yang relevan mencakup alam
perasaan, persepsi, citra tubuh, konsep diri, dan sikap tentang seksualitas.
Informasi
intelektual yang mencakup kinerja intelektual, kemampuan pemecahan masalah
tingkat pendidikan, pola komunikasi, dan rentang perhatian. Informasi sosial
mencakup lingkungan, pola kultur, etnik, atau sosial yang dapat mempengaruhi
tingkat kesejahteraan saat ini dan dimasa mendatang. Perawat juga mengumpulkan
informasi tentang nilai-nilai, keyakinan, dan praktek religius, yang merupakan
bagian dari dimensi spiritual.
Anamnesa juga
memberikan perawat kesempatan untuk mengobservasi klien. Perawat mengamati
interaksi antara klien dan keluarga dan antara klien dengan lingkungan
layananan kesehatan; perawat juga mengamati penggunaan kotak mata, komunikasi
non-verbal, dan bahasa tubuh lainnya. Sementara mengamati perilaku ini,
penampilan dan interaksi dengan lingkungan, perawat menentukan apakah data yang
didapatkan melalui pengamatan sesuai dengan data yang didapatkan melalui
komunikasi verbal. Pengamatan selama anamnesa mengarahkan perawat untuk
mengumpulkan informasi objektif tambahan untuk membentuk konklusi yang akurat.
2.2 Jenis Teknik Anamnesa
Menurut
Patricia A Potter tahun 2005, jenis teknik anamnesa meliputi :
1.
Teknik Mencari Masalah.
Anamnesa mencari masalah mengidentifikasi masalah potensial
klien, dan pengumpulan data selanjutnya difokuskan pada masalah tersebut.
Sebagai contoh, perawat menanyakan pada klien tentang perubahan yang dialami
dalam pecernaan, seperti kurang nafsu makan, mual, muntah atau diare. Jika
klien mengatakan bahwa sebagian dari gejala ini dialaminya, perawat melanjutkan
dengan pertanyaan pemecahan masalah yang difokuskan pada perubahan spesifik
pada pencernaan.
2.
Teknik Pemecahan Masalah.
Teknik anamnesa pemecahan masalah difokuskanpada pengumpulan
data yang lebih mendalam pada masalah spesifik yang diidentifikasi oleh klien
atau perawat (lvey,1988). Sebagai contoh, jika klien melaporkan bahwa muntah
telah dalam 2 hari, perawat menanyakan apa pencetus muntah pertama kalinya,
apakah klien mengalami gejala lain, apakah terjadi setiap kali klien makan atau
minum dan bagaimana karasteritik muntah.Informasi tentang awitan, faktor
pemberat, gejala yang berkaitan, tindakan pereda yang telah klien coba, dan
keefektifan tindakan ini pada akhirnya memadu pemilihan perawat tentang
interverensi keperawatan.
3.
Teknik Pertanyaan Langsung.
Anamnesa pertanyaan
langsung adalah format strukstur yang membutuhkan jawaban satu atau dua kata
dan sering kali digunakan untuk mengklarifikasi informasi sebelumnya atau
memberikan informasi tambahan (lvey,1998). Sebagai contoh "apakah anda
mengalami nyeri ketika muntah?" adalah suatu pertanyaan langsung.Dengan
teknik ini pertanyaan tidak mendorong klien untuk secara suka rela memberikan
informasi lebih banyak dari yang ditanyakan langsung.Tipe pertanyaan seperti
ini sangat berguna dalam mengumpulkan data biografi dan informasi spesifik
mengenai masalah kesehatan seperti, gejala, faktor pencetus dan tindakan
pereda.
4.
Teknik Pertanyaan Terbuka.
Anamnesa pertanyaan terbuka ditunjukan untuk mendapatkan
respons lebih dari satu kata atau dua kata. Teknik ini mengarah pada diskusi di
mana klien secara aktif menguraikan status kesehatan mereka. Metode ini
menguatkan hubungan perawat klien karena teknik ini menunjukkan bahwa perawat
ingin meluangkan waktu untuk mendengarkan pikiran klien. Contoh-contoh
pertanyaan terbuka adalah sebagai berikut :
a.
"Perawat kesehatan apa yang anda butuhkan?"
b.
"Bagaimana perasaan
Anda?"
c.
"Ceritakan pada saya apa makna kedatangan ke rumah sakit
bagi Anda?"
2.3 Fase – Fase
Anamnesa
Menurut Patricia A Potter tahun 2005, fase-fase anamnesa adalah sebagai
berikut :
a.
Fase Orientasi
Perawat membuka wawancara dengan menjelaskan tujuan dari
wawancara. Perawat juga mendiskusikan tipe pertanyaan yang akan ditanyakan dan
para klien dalam proses wawancara. Kemudian perawat meluangkan waktu beberapa
menit untuk saling mengenal dengan klien.
b.
Fase Kerja
Dengan berkembangnya wawancara, perawat mengajukan pertanyaan
untuk membentuk data dasar yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
rencana asuhan keperawatan.
c.
Fase Terminasi
Terminasi membutuhkan keterampilan dari pihak wawancara.
Idealnya klien harus diberi isyarat bahwa wawancara akan segera berakhir.
1.4
Aspek Sikap
Menurut G.A Mandriwati tahun 2007 aspek
sikap yang harus tampak dalam setiap kegiatan anamnesa, yaitu :
a.
Sopan dan ramah
Sopan
berarti memberi penghargaan, ramah memberi kesan menarik, dengan demikian ibu akan
tertarik datang ke unit pelayanan.
b.
Menunjukkan niat membantu
Sikap
ini memberi jaminan kepada ibu untuk mendapat pelayanan yang memuaskan.
c.
Menghargai
Sikap
ini akan meletakkan martabat ibu sesuai dengan kondisinya.
d.
Tanggap
Dengan
bersikap tanggap bisa lebih cepat mengenal kondisi ibu karena bosan atau tidak
nyaman.
e.
Menjaga privasi.
Privasi ibu sebagai wanita harus
tetap dijaga selama memberikan asuhan.
1.5.
Komponen Anamnesa
Menurut Patricia A Potter tahun 2005, riwayat kesehatan
keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan klien
(saat ini dan masa lalu).Riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan,
riwayat sosial budaya, keseatan spiritual dan reaksi mental serta emosi
terhadap penyakit.Riwayat keperawatan dikumpulkan selama anamnesa, dan
merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian. Macam-macam riwayat
kesehatan keperawatan :
a.
Riwayat kesehatan masa lalu
Informasi yang dikumpulkan tentang riwayat masa lalu
memberikan data tentang pengalaman kesehatan klien. Perawat mengkaji
apakah klien pernah dirawat di rumah sakit atau pernah menjalani operasi.
Perawat juga mengidentifikasi kebiasaan dan pola gaya hidup.
Penggunaan tembakau, alkohol, kafein, obat-obatan atau
medikasi yang secara rutin digunakan dapat membuat klien beresiko terhadap
penyakit yang menyerang hepar, paru-paru, jantung, sitem saraf, atau proses
berfikir. Dengan membuat catatan tentang tipe kebiasaan, juga
frekuensi dan durasi penggunaan akan memberikan data yang penting. Rencana
perawatan dalam lingkungan pelayanan kesehatan harus sesuai dengan gaya hidup
klien sedapat mungkin. Sering kali variasi dalam tidur,aktivitas, dan pola
nutrisi dapat diakomodasi.
b.
Riwayat Keluarga
Tujuan dari riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data
tentang hubungan kekeluargaan langsug dan hubungan darah. Sasaranya
untuk menentukan apakah klien berisiko terhadap penyakit yang bersifat genetik
atau familial dan untuk mengidentifikasi area tentang promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
Riwayat keluarga juga memberikan informasi tentang struktur
keluarga,interaksi, dan fungsi yang mungkin berguna dalam merencanakan asuhan.
Sebagai contoh, keluarga yang akrab suportif dapat menjadi dapat menjadi sumber
dalam membantu klien menyesuaikan diri terhadap penyakit atau kecacatan dan
harus dilibatkan ke dalam rencana perawatan.
c.
Riwayat Lingkungan
Riwayat lingkungan memberikan data tentang lingkungan rumah
klien dan segala sistem pendukung yang anggota keluarga dan klien dapat
digunakan. Riwayat lingkungan misalnya mengidentifikasi pemajanan
polutan yang dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat kriminalitas yang tinggi
sehingga menghambat klien untuk berjalan-jalan sekitar lingkungan rumah dan
sumber yang dapat membantu klien dalam kembai ke komunitas.
d.
Riwayat Psikososial
Riwayat psikososial yang lengkap menunjukkan siapa sistem
pendukung klien, termasuk pasangan, anak-anak anggota keluarga lain, atau teman
dekat.
Riwayat psikososial termasuk informasi tentang cara-cara yang
biasanya klien dan anggota keluarga gunakan untuk mengatasi stres.perilaku yag
sama seperti berjalan-jalan, membaca, atau berbicara dengan teman, dapat
digunakan sebagai intervensi keperawatan jika klien mengalami stres ketika
menerima perawatan kesehatan.perawat juga belajar apakah klien telah mengalami
suatu kehilangan baru-baru ini yang dapat menciptakan suatu rasa berduka.
Menurut Helen Varney tahun 2007, komponen anamnesa
adalah sebagai berikut :
a.
Mengidentifikasi informasi
1.
Nama
Sebaiknya nama lengkap bukan nama
panggilan atau alias.
2.
Usia
Terutama penting pada pasien anak-anak
karena kadang-kadang digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk
memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
3.
Ras/etik
Berhubungan dengan kebiasaan
tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungan dengan ras/suku bangsa
tertetu.
4.
Alamat/telepon
Apabila pasien sering
berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat sekarang saja
tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini
kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau untuk data
epidemiologi penyakit.
5.
Agama
Keterangan ini berguna untuk
mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan) seorang pasien menurut
agamanya.
6.
Status pernikahan
Kadang berguna untuk mengetahui
latar belakang psikologi pasien.
7.
Pekerjaan
Bila seorang dokter mencurigai
terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan pekerjaannya, maka
tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya.
8.
Jenis kelamin
Sebagai kelengkapan
harus juga ditulis datanya.
b.
Keluhan Utama (KU)
Alasan wanita tersebut mengunjungi anda di klinik, kantor,
kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit, atau rumahnya,
seperti yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (dapat berhubungan dengan
sistem tubuh).
c.
Riwayat Penyakit Saat ini (RPS)
Dari seluruh tahapan anamnesa bagian inilah yang
paling penting untuk menegakkan diagnosis. Seperti :
1.
Tanggal dan waktu awitan
2.
Bentuk awitan
3.
Faktor pencetus atau latar belakang, yang berhubungan dengan
awitan
4.
Perjalanan penyakit sejak awitan, termasuk durasi dan
kekambuhan
5.
Lokasi spesifik
6.
Jenis nyeri atau ketidaknyamanan dan keparahan atau
intensitas
7.
Gejala lain yang berkaitan
8.
Hubungan dengan fungsi dan ativitas tubuh
9.
Gambaran kualitas (warna, konsentrasi) dan kuantitas
(jumlah,isi,) jika ada (mis, ruam, rabas, perdarahan)
10. Faktor yang
mempengaruhi masalah, baik yang memperparah atau yang meredakan
11. Bantuan medis
sebelumnya (dan dari siapa) untuk masalah ini, diagnosis dan perawatan
12. Keefektifan suatu
terapi atau obat yang digunakan (dimulai atas inisiatif diri
sendiri atau yang diprogramkan dokter)
d.
Riwayat Medis Terdahulu dan Perawatan Primer
Seorang dokter harus mampu
mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap, karena
seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan
kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
1.
Penyakit pada masa kanak-kanak/imunisasi seperti campak
(tipe), gondongan, dan cacar air
2.
Uji skrining laboratorium yang dilakukan baru-baru ini untuk
penyakit infeksi (hepatitis, campak, tuberkulosis, HIV) : tanggal, hasil
3.
Penyakit utama (pneumonia, hepatitis, demam reumatik,
difteri, polio)
4.
Rawat inap ; tanggal, alasan
5.
Pembedahan ; tanggal, alasan
6.
Kecelakaan ; fraktur, cedera, tidak sadar
7.
Tranfusi darah ; tanggal, alasan, reaksi
8.
Alergi (makanan, demam Hay, lingkungan, debu, binatang
; asma)
9.
Alergi obat
10.
Penyalahgunaan alkohol/alkoholisme; perawatan
11.
Penyalahgunaan/ ketergantungan obat; zat, perawatan
12.
Kebiasaan
a.
Merokok (jumlah,durasi)
b.
Alkohol (jumlah, durasi)
c.
Kafein (kopi, teh, soda, coklat)
d.
Obat "reaksi" (zat,jumlah;lama)
e.
Keamanan (sabuk pengaman,helm)
13. Pola tidur
Kantuk saat siang hari sering muncul terutama pada
trimester pertama. Hal ini membuat wanita hamil tidur siang cukup lama, tetapi
pada malam hari, justru sulit tidur. Untuk itu, saat kantuk muncul, lakukanlah
kegiatan lain, agar Anda tidak tidur siang terlalu lama.
14. Diet/malnutrisi
15. Olahraga/
aktivitas bersenang-senang
16. Bahaya ditempat
kerja : posisi (berdiri,duduk) tegangan (mata,otot),
ventlisasi, terpajan zat kimia beracun
17. Bahayan
lingkungan : udara, air, pembuangan limbah, jumlah jendela kurang, tempat
perapian yang tebuka, cat
18. Penganiayaan
fisik/seksual pada masa kanak-kanak
19. Kekreasan rumah
tangga/ pemukulan/ pemerkosaan/ isolasi pada masa yang lalu, saat ini keamanan
20. Uji skrining
genetik, jika didapat lakukan (mis. Sel sabit,tay sachs, fibrosis
kritis); hasil
21. Penyakit spesifik
a.
Diabetes
b.
Penyakit jantung (diagnosis, mis prolaps katup mitral) termasuk demam
reumatik
c.
Tuberkulosis
d.
Asma
e.
Hepatitis
f.
Ginjal/infeksi saluran kemih
g.
Varises/ tromboflebitis
h.
Kelenjar/endokrin (diagnosis, seperti hipo/hipertiroid)
i.
Kanker
j.
Hipertensi
k.
HIV/AIDS
l.
Penyakit kejiwaan
22. Pengobatan
a.
Diprogramkan
b.
Tidak diprogramkan
e.
Riwayat Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit
keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya menanyakan riwayat
penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi,
saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan
dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi
siapa saja yang mempunyai potensi untuk me nderita
penyakit yang sama. Misalnya :
1. Ibu, ayah,
saudara kandung
a.
Usia
b.
Status, misal, kehidupan dan
kesejaheraanya? Jika telah meninggal, apa penyebab kematiannya?
2. Retardasi metal
3. Kanker
4. Penyakit jantung
5. Hipertensi
6. Diabetes
7. Penyakit ginjal
8. Penyakit mental
9. Kelainan
kengenital
10. Kehamilan lebih
dari satu
11. Tuberkulosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar