Rabu, 23 Oktober 2013

Konsep Sehat Sakit

Konsep Sehat-Sakit

2.1 Pengertian Sehat Sakit
      2.1.1 Pengertian Sehat
Pendekatan yang digunakan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektiif yang lebih luas.luasnya aspek yang meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungna kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berati dalam hidup, atau tingkat kemandian tertentu (Haber, 1994)
Pengertian sehat dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah (Sujianti : 2009, hal 127) :

1.      WHO (1947)
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Pengertian sehat memiliki 3 karakteristik sebagai berikut :
1.      Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
2.      memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik secara internal maupun eksternal.
3.      memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

2.      White (1977)
Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

3.      Pender (1982)           
Sehat adlah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).



4.      Paune (1983)
Sehat adalah fuungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri yang menjamin tindakan untuk perawatan diri secara adekuat

5.      UU No. 36 (2009) tentang Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual, maupun sosial dan ekonomi. Menurut UU No.36/2009, kesehatan itu mencakup 5 aspek, yakni: fisik, mental, spiritual, sosial, dan ekonomi. Wujud atau indikator dari 5 dimensi sehat, antara lain:

1.      Sehat Fisik
Kesehatan fisik mengandung arti bahwa seseorang tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak ada penyakit atau dengan kata lain semua organ tubuh normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh. Semua organ badan dalam ukuran yang sebanding dan berfungsi normal,semua alat indera berfungsi lengkap, denyut nadi dan tekanan darah dalam keadaan istirahat dan dalam gerakan (exercise) ada dalam batas-batas normal menurut umur dan jenis kelaminnya ( Sujianti, SST, 2009).

2.      Sehat Mental / jiwa
Kesehatan jiwa atau mental  adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-orang lain (Pasal 1 UU No. 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa).

3.      Kesehatan Spiritual
Kesehatan spiritual mengandung arti bahwa seseorang mampu mengekspresikan rasa syukur, pujian atau penyembahan terhadap sang pencipta dan merasa ketidaklengkapan dari cara hidupnya tanpa pegangan kepada sesuatu yang bukan fisik, mental atau social, tapi super natural (Susanti, SST. 2009).

4.      Kesehatan Sosial
Kesehatan sosial adalah perikehidupan dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap warga negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupannya sendiri serta kehidupan keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkannya bekerja dan menikmati hiburan pada waktunya (Penjelasan Pasal 3 UU No.9 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan).
                 
`                 5.      Kesehatan Ekonomi
Kesehatan ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang yang sudah dewasa, mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi (UU No. 36 (2009)

·         Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Endelman dan Mendle.1994):

1.     Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2.     Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan   eksternal.
3.      Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Definisi sehat menurut perseorangan :

               Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat sangat bervariasi.
Faktor yang mempengaruhi diri seseorang tentang sehat :
1.      Status Pekembangan.             
Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan merespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikatakan dengan usia. Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengatisipasi perilaku-perilku selanjutnya. Contoh : Bayi dapat merasakan sakit, tetapi tidak dapat mengungkapkan dan mengatasi.

2.      Pengaruh sosial dan kultural
Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat dan diturunkan dari orang tua ke anak-anak.
Contoh : - Cina : sehat adalah keseimbangan antara Yin dan yang.
- Sosok (ekonomi rendah) flu suatu yang biasa, merasa sehat.
3.Pengalaman masa lalu.
Seseoran dapat mempertimbangkan adanya rasa nyeri / sakit disfungsi (tidak berfungsi) membantu menentukan definisi seorang tentang sehat.

4.Harapan sesorang tentang dirinya.
Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat.
Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri.
1.Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik / secara utuh.
2.Self Esleem (harga diri), Body Image (gambaran diri), kebutuhan, peran dan kemampuan.
 
   
       2.1.2 Pengertian Sakit
                 Sakit adalah keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari - hari, baik aktivitas jasmani, rohani, maupun sosial. Sakit berarti suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit secara subjektif dan objektif, sehingga penderita tersebut memerlukan pengobatan untuk mengembalikan keadaan sehat.
                 Keadaan sakit sering digunakan untuk menilai tingkat kesehatan suatu masyarakat. Untuk mengetahui tingkat kesehatan dapat dilakukan pengukuran - pengukuran nilai unsur tubuh  dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit ( menurut Perkin's ).
Beberapa pengertian sakit menurut para ahli (Maryani : 2010) :
1.      Parkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari. Baik itu jasmani, ataupun rohani.


2.      Revelly susan
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dan individu.

3.      Bauman(1965)
Seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
            a.       Adanya gejala seperti naiknya suhu, rasa nyeri dan mual.
b.      Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan apakah baik, buruk atau sakit.
c.       Kemampuan untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari apakah mengganggu aktifitas bekerja, sekolah atau aktivitas sehari-hari. 

4.      Pemons (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai totalitas trmasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.

5.      New Webster Dictionary
Sakit adalahsuatu keadaan yang ditandai dengan suatu perubahan nyata yang normal.

           2.1.3 Pengertian penyakit

           1. KATHLEEN MEEHAN ARIAS
               Penyakit adalah suatu kesakitan yang biasanya memiliki sedikitnya dua                              sifat dari kriteria ini: agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta          gejala yang dapat diidentifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten

            2. DR. BEATE JACOB
                Penyakit adalah suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau             ketidakharmonisan jiwa.

            3. WAHYUDIN RAJAB, M. Epid
Penyakit adalah keadaan yang bersifat objektif dan rasa sakit bersifat subjektif




4. DR. EKO DUDIARTO
Penyakit adalah jegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh

5. THOMAS TIMMRECK
Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal.

6. ELIZABETH J. CROWN
Penyakit ialah perihal kehadiran seperangkat respons tubuh yang abnormal terhadap agen, dimana manusia mempunyai toleransi sedikit atau tidak sama sekali.

7. GEORGE PICKETT & JOHN J. HANLON
Penyakit adalah fungsi dari kekuatan agens penyebab dan daya tahan tubuh manusia

8. AZIZAN HAJI BAHARUDDIN
Penyakit ialah keadaan yang diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.

9. MUNADJAD ISKANDAR

Penyakit adalah suatu proses alami yang harus kita hadapi, bukan untuk kita musuhi

Kebutuhan Cairan

Pemenuhan Kebutuhan Cairan

2.1       Pengertian
            2.1.1 Pengertian cairan
         Cairan adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Cairan tubuh didistribusi dalam dua kompartmen yang berbeda, yakni cairan ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS).
Cairan ektrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan cairan tubuh. Sekitar 15 % berat tubuh merupakan cairan interstisial.Cairan intravaskular terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang mengandung air dan tidak berwarna, dan darah yang mengandung suspensi leukosit, eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5 % berat tubuh.
Cairan intrasel cairan didalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40 % berat tubuh. Kompartmen cairan intrasel memiliki banyak solut (zat terlarut) yang sama dengan cairan yang berada di ruang ekstrasel. Namun, proporsi substansi-substansi tersebut berbeda. Misalnya proporsi Kalium lebih besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstrasel (Potter Perry : 2005)
2.1.2 Pengertian elektrolit
               Elektrolit adalah substansi yang di dalam larutan berdisosiasi menjadi partikel-partikel bermuatan listrik (Denise Tiran : 2005)
               Elektrolit adalah sebuah unsur atau senyawa, yang jika melebur atau larut di dalam air atau pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Elektrolit yang memiliki muatan positif disebut kation, sedangkan elektrolit yang memiliki muatan negatif disebut anion. Konsentrasi setiap elektrolit didalam cairan intrasel dan ekstrasel berbeda. Namun jumlah total anion dan kation didalam setiap kompartmen cairan harus sama (Potter Perry : 2005)
               Elektrolit adalah unsur yang sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi neuromuscular dan keseimbangan asam-basa. Elektrolit umumnya diukur dalam milliekuivalen per liter (mEq/L), yang digunakn untuk mengukur aktivitas kimiawi yang mencerminkan jumlah kation atau anion yang akan bereaksi terhadap kation atau anion lain yang diberikan (Weldy : 1992)
2.1.3 Pengertian parenteral
               Parenteral adalah tindakan memasukkan suatu substansi ke dalam tubuh melalui jalur yang bukan saluran cerna (Denise Tiran : 2005)
2.1.4 Pengertian infus
Infus adalah proses mengekstraksi unsur-unsur substansi terlarutkan (khususnya obat) atau terapi dengan cara memasukkan cairan ke dalam tubuh (Denise Tiran : 2005)
               Infus adalah tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan (A. Aziz Alimul Hidayat : 2008)
               Infus adalah teknik penusukan vena melalui transkutan dengan stilet tajam yang kaku, seperti angiokateter atau dengan jarum yang disambungkan pada spuit (Eni Kusyati : 2006)
               Infus adalah memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama ke dalam vena dengan menggunakan perangkat infus (infus set) secara tetesan (Yuni Kusmiyati : 2009)
Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh (dr. Yuda Handaya : 2010)

1.2              Tujuan pemasangan infus
1.      Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
2.      Sebagai akses pemberian obat, kemoterapi dan tranfusi darah serta produk darah
3.      Memberikan parenteral nutriens
4.      Pra dan pasca bedah sesuai program.


2.3       Indikasi
1.      Rumatan cairan, elektrolit dan nutrisi bila pemberian cairan atau nutrisi per oral tidak diperbolehkan atau tidak dapat dilakukan, misalnya pada pra dan pasca operasi. Prosedur operasi menyebabkan perubahan keseimbangan cairan setelah operasi karena respons stres tubuh terhadap trauma pembedahan.
2.      Perdarahan dalam jumlah banyak karena kehilangan cairan tubuh dan komponen darah.
3.      Trauma abdomen berat karena kehilangan cairan tubuh dan komponen darah.
4.      Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) karena kehilangan cairan tubuh dan komponen darah.
5.      “Serangan panas” (heat stroke) karena kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi.
6.      Diare dan demam yang dapat mengakibatkan dehidrasi.
7.      Luka bakar (combustio) luas karena kehilangan banyak cairan tubuh.
8.      Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung karena kehilangan cairan tubuh dan komponen darah.
9.      Gagal ginjal dapat mengubah keseimbangan cairan dan elektrolit.
10.  Hipovolemia misalnya syok.

11.  Sebelum transfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.

Anamnesa

                                                       ANAMNESA

2.1    Definisi Anamnesa
                                    Menurut Patricia A Potter tahun 2005, anamnesa adalah pola komunikasi yang dilakukan untuk tujuan spesifik dan difokuskan pada area dengan isi yang spesifik. Anamnesa juga diartikan sebagai mekanisme dimana klien juga bisa mendapatkan informasi. Suatu anamnesa dapat terfokus, seperti dalam kasus klien masuk ruang kedaruratan, atau wawancara dapat bersifat komprehensif.
Dokter atau bidan mengumpulkan informasi tentang kesehatan klien, gaya hidup, sistem pendukung, pola penyakit, pola adaptasi, kekuatan dan keterbatasan dan sumber-sumber. Dengan perawat mendengarkan dan mempertimbangkan informasi yang dikemukakan, klien mungkin diarahkan untuk memberikan lebih rinci atau mendiskusikan topik yang tampaknyadapat mengungkapkan masalah yang mungkin ada. Karena laporan klien dapat mencakup informasi subjektif, perawat menggunakan data dari anamnesa untuk validasi kemudian dengan informasi objektif.
Ketika melakukan anamnesa, perawat menggunakan keterampilan berkomunikasi spesifik untuk memfokuskan perhatian pada tingkat kesejahteraan klien. Perawat juga membantu klien memahami perubahan yang sedang terjadi atau akan terjadi bila mulai diberikan asuhan.
Anamnesa keperawatan mencapai beberapa objektif. Pertama, hubungan perawat-klien dibentuk. Hubungan perawat-klien adalah asosiasi antara perawat dan klien yang mempunyai pertimbangan mutual, yaitu tentang kesejahteraan klien. Hubungan ini membentuk keeratan interpersonal profesional yang mengembangkan dan membantu dala penyelidikan dan diskusi tentang respon klien terhadap kesehatan dan penyakit. Hubungan ini menggalakkan pertukaran informasi, ide-ide, dan emosi, serta memberdayakan perawat untuk mengekspresikan tingkat perawatan untuk klien.
                        Selama anamnesa perawat mendapatkan informasi tentang dimensi fisik, perkembangan, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual klien. Informasi fisik dan perkembangan mencerminkan fungsi normal dan perubahan patologis pada pola kehidupan individu yang disebabkan oleh penyakit, trauma, atau krisis perkembangan. Informasi emosi mencakup respons perilaku terhadap perubahan dalam kesehatan dan pola kehidupan. Informasi emosi yang relevan mencakup alam perasaan, persepsi, citra tubuh, konsep diri, dan sikap tentang seksualitas.
                        Informasi intelektual yang mencakup kinerja intelektual, kemampuan pemecahan masalah tingkat pendidikan, pola komunikasi, dan rentang perhatian. Informasi sosial mencakup lingkungan, pola kultur, etnik, atau sosial yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan saat ini dan dimasa mendatang. Perawat juga mengumpulkan informasi tentang nilai-nilai, keyakinan, dan praktek religius, yang merupakan bagian dari dimensi spiritual.
                        Anamnesa juga memberikan perawat kesempatan untuk mengobservasi klien. Perawat mengamati interaksi antara klien dan keluarga dan antara klien dengan lingkungan layananan kesehatan; perawat juga mengamati penggunaan kotak mata, komunikasi non-verbal, dan bahasa tubuh lainnya. Sementara mengamati perilaku ini, penampilan dan interaksi dengan lingkungan, perawat menentukan apakah data yang didapatkan melalui pengamatan sesuai dengan data yang didapatkan melalui komunikasi verbal. Pengamatan selama anamnesa mengarahkan perawat untuk mengumpulkan informasi objektif tambahan untuk membentuk konklusi yang akurat.

2.2  Jenis Teknik Anamnesa
Menurut Patricia A Potter tahun 2005, jenis teknik anamnesa meliputi :
1.             Teknik Mencari Masalah.
Anamnesa mencari masalah mengidentifikasi masalah potensial klien, dan pengumpulan data selanjutnya difokuskan pada masalah tersebut. Sebagai contoh, perawat menanyakan pada klien tentang perubahan yang dialami dalam pecernaan, seperti kurang nafsu makan, mual, muntah atau diare. Jika klien mengatakan bahwa sebagian dari gejala ini dialaminya, perawat melanjutkan dengan pertanyaan pemecahan masalah yang difokuskan pada perubahan spesifik pada pencernaan.                                                                        
2.             Teknik Pemecahan Masalah.
Teknik anamnesa pemecahan masalah difokuskanpada pengumpulan data yang lebih mendalam pada masalah spesifik yang diidentifikasi oleh klien atau perawat (lvey,1988). Sebagai contoh, jika klien melaporkan bahwa muntah telah dalam 2 hari, perawat menanyakan apa pencetus muntah pertama kalinya, apakah klien mengalami gejala lain, apakah terjadi setiap kali klien makan atau minum dan bagaimana karasteritik muntah.Informasi tentang awitan, faktor pemberat, gejala yang berkaitan, tindakan pereda yang telah klien coba, dan keefektifan tindakan ini pada akhirnya memadu pemilihan perawat tentang interverensi keperawatan.
3.             Teknik Pertanyaan Langsung.
 Anamnesa pertanyaan langsung adalah format strukstur yang membutuhkan jawaban satu atau dua kata dan sering kali digunakan untuk mengklarifikasi informasi sebelumnya atau memberikan informasi tambahan (lvey,1998). Sebagai contoh "apakah anda mengalami nyeri ketika muntah?" adalah suatu pertanyaan langsung.Dengan teknik ini pertanyaan tidak mendorong klien untuk secara suka rela memberikan informasi lebih banyak dari yang ditanyakan langsung.Tipe pertanyaan seperti ini sangat berguna dalam mengumpulkan data biografi dan informasi spesifik mengenai masalah kesehatan seperti, gejala, faktor pencetus dan tindakan pereda.
4.             Teknik Pertanyaan Terbuka.
Anamnesa pertanyaan terbuka ditunjukan untuk mendapatkan respons lebih dari satu kata atau dua kata. Teknik ini mengarah pada diskusi di mana klien secara aktif menguraikan status kesehatan mereka. Metode ini menguatkan hubungan perawat klien karena teknik ini menunjukkan bahwa perawat ingin meluangkan waktu untuk mendengarkan pikiran klien. Contoh-contoh pertanyaan terbuka adalah sebagai berikut :
a.     "Perawat kesehatan apa yang anda butuhkan?"
b.     "Bagaimana perasaan Anda?"
c.    "Ceritakan pada saya apa makna kedatangan ke rumah sakit bagi Anda?"

2.3    Fase – Fase Anamnesa
Menurut Patricia A Potter tahun 2005, fase-fase anamnesa adalah sebagai berikut :
a.       Fase Orientasi
Perawat membuka wawancara dengan menjelaskan tujuan dari wawancara. Perawat juga mendiskusikan tipe pertanyaan yang akan ditanyakan dan para klien dalam proses wawancara. Kemudian perawat meluangkan waktu beberapa menit untuk saling mengenal dengan klien.

b.      Fase Kerja
Dengan berkembangnya wawancara, perawat mengajukan pertanyaan untuk membentuk data dasar yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan.

c.       Fase Terminasi
Terminasi membutuhkan keterampilan dari pihak wawancara. Idealnya klien harus diberi isyarat bahwa wawancara akan segera berakhir.

1.4           Aspek Sikap
Menurut G.A Mandriwati tahun 2007 aspek sikap yang harus tampak dalam setiap kegiatan anamnesa, yaitu :
a.       Sopan dan ramah
Sopan berarti memberi penghargaan, ramah memberi kesan menarik, dengan demikian ibu akan tertarik datang ke unit pelayanan.
b.      Menunjukkan niat membantu
Sikap ini memberi jaminan kepada ibu untuk mendapat pelayanan yang memuaskan.
c.       Menghargai
 Sikap  ini akan meletakkan martabat ibu sesuai dengan kondisinya.
d.      Tanggap
Dengan bersikap tanggap bisa lebih cepat mengenal kondisi ibu karena bosan atau tidak nyaman.
e.       Menjaga privasi.
Privasi ibu sebagai wanita harus tetap dijaga selama memberikan asuhan.

1.5.         Komponen Anamnesa
Menurut Patricia A Potter tahun 2005, riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang tingkat kesejahteraan klien (saat ini dan masa lalu).Riwayat keluarga, perubahan dalam pola kehidupan, riwayat sosial budaya, keseatan spiritual dan reaksi mental serta emosi terhadap penyakit.Riwayat keperawatan dikumpulkan selama anamnesa, dan merupakan langkah pertama dalam melakukan pengkajian. Macam-macam riwayat kesehatan keperawatan :
a.       Riwayat kesehatan masa lalu
Informasi yang dikumpulkan tentang riwayat masa lalu memberikan data tentang pengalaman kesehatan klien. Perawat mengkaji apakah klien pernah dirawat di rumah sakit atau pernah menjalani operasi. Perawat juga mengidentifikasi kebiasaan dan pola gaya hidup.

Penggunaan tembakau, alkohol, kafein, obat-obatan atau medikasi yang secara rutin digunakan dapat membuat klien beresiko terhadap penyakit yang menyerang hepar, paru-paru, jantung, sitem saraf, atau proses berfikir. Dengan membuat catatan tentang tipe kebiasaan, juga frekuensi dan durasi penggunaan akan memberikan data yang penting. Rencana perawatan dalam lingkungan pelayanan kesehatan harus sesuai dengan gaya hidup klien sedapat mungkin. Sering kali variasi dalam tidur,aktivitas, dan pola nutrisi dapat diakomodasi.

b.         Riwayat Keluarga
Tujuan dari riwayat keluarga adalah untuk mendapatkan data tentang hubungan kekeluargaan langsug dan hubungan darah. Sasaranya untuk menentukan apakah klien berisiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familial dan untuk mengidentifikasi area tentang promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Riwayat keluarga juga memberikan informasi tentang struktur keluarga,interaksi, dan fungsi yang mungkin berguna dalam merencanakan asuhan. Sebagai contoh, keluarga yang akrab suportif dapat menjadi dapat menjadi sumber dalam membantu klien menyesuaikan diri terhadap penyakit atau kecacatan dan harus dilibatkan ke dalam rencana perawatan.

c.       Riwayat Lingkungan
Riwayat lingkungan memberikan data tentang lingkungan rumah klien dan segala sistem pendukung yang anggota keluarga dan klien dapat digunakan. Riwayat lingkungan misalnya mengidentifikasi pemajanan polutan yang dapat mempengaruhi kesehatan, tingkat kriminalitas yang tinggi sehingga menghambat klien untuk berjalan-jalan sekitar lingkungan rumah dan sumber yang dapat membantu klien dalam kembai ke komunitas.

d.      Riwayat Psikososial
Riwayat psikososial yang lengkap menunjukkan siapa sistem pendukung klien, termasuk pasangan, anak-anak anggota keluarga lain, atau teman dekat.
Riwayat psikososial termasuk informasi tentang cara-cara yang biasanya klien dan anggota keluarga gunakan untuk mengatasi stres.perilaku yag sama seperti berjalan-jalan, membaca, atau berbicara dengan teman, dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan jika klien mengalami stres ketika menerima perawatan kesehatan.perawat juga belajar apakah klien telah mengalami suatu kehilangan baru-baru ini yang dapat menciptakan suatu rasa berduka.

Menurut Helen Varney tahun 2007, komponen anamnesa adalah sebagai berikut :
a.      Mengidentifikasi informasi
1.        Nama
Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.
2.        Usia
Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu.
3.        Ras/etik
Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang berhubungan dengan ras/suku bangsa tertetu.
4.        Alamat/telepon
Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau untuk data epidemiologi penyakit.
5.        Agama
Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan) seorang pasien menurut agamanya.
6.        Status pernikahan
Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien.
7.        Pekerjaan
Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
8.        Jenis kelamin
Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya.
                                                                     
b.      Keluhan Utama (KU)
Alasan wanita tersebut mengunjungi anda di klinik, kantor, kamar gawat darurat, pusat pelayanan persalinan, rumah sakit, atau rumahnya, seperti yang diungkapkan dengan kata-katanya sendiri (dapat berhubungan dengan sistem tubuh).      

c.       Riwayat Penyakit Saat ini (RPS)
Dari seluruh tahapan anamnesa bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan diagnosis. Seperti :
1.        Tanggal dan waktu awitan
2.        Bentuk awitan
3.        Faktor pencetus atau latar belakang, yang berhubungan dengan awitan
4.        Perjalanan penyakit sejak awitan, termasuk durasi dan kekambuhan
5.        Lokasi spesifik
6.        Jenis nyeri atau ketidaknyamanan dan keparahan atau intensitas
7.        Gejala lain yang berkaitan
8.        Hubungan dengan fungsi dan ativitas tubuh
9.        Gambaran kualitas (warna, konsentrasi) dan kuantitas (jumlah,isi,) jika ada (mis, ruam, rabas, perdarahan)
10.    Faktor yang mempengaruhi masalah, baik yang memperparah atau yang meredakan
11.    Bantuan medis sebelumnya (dan dari siapa) untuk masalah ini, diagnosis dan perawatan
12.    Keefektifan suatu terapi atau obat yang digunakan (dimulai atas inisiatif diri sendiri atau yang diprogramkan dokter)

d.      Riwayat Medis Terdahulu dan Perawatan Primer
Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
1.        Penyakit pada masa kanak-kanak/imunisasi seperti campak (tipe), gondongan, dan cacar air
2.        Uji skrining laboratorium yang dilakukan baru-baru ini untuk penyakit infeksi (hepatitis, campak, tuberkulosis, HIV) : tanggal, hasil
3.        Penyakit utama (pneumonia, hepatitis, demam reumatik, difteri, polio)
4.        Rawat inap ; tanggal, alasan
5.        Pembedahan ; tanggal, alasan
6.        Kecelakaan ; fraktur, cedera, tidak sadar
7.        Tranfusi darah ; tanggal, alasan, reaksi
8.        Alergi (makanan, demam Hay, lingkungan, debu, binatang ; asma)
9.        Alergi obat
10.    Penyalahgunaan alkohol/alkoholisme; perawatan
11.    Penyalahgunaan/ ketergantungan obat; zat, perawatan
12.    Kebiasaan
a.         Merokok (jumlah,durasi)
b.        Alkohol (jumlah, durasi)
c.         Kafein (kopi, teh, soda, coklat)
d.        Obat "reaksi" (zat,jumlah;lama)
e.         Keamanan (sabuk pengaman,helm)
13. Pola tidur
Kantuk saat siang hari sering muncul terutama pada trimester pertama. Hal ini membuat wanita hamil tidur siang cukup lama, tetapi pada malam hari, justru sulit tidur. Untuk itu, saat kantuk muncul, lakukanlah kegiatan lain, agar Anda tidak tidur siang terlalu lama.
14. Diet/malnutrisi
15. Olahraga/ aktivitas bersenang-senang
16. Bahaya ditempat kerja : posisi (berdiri,duduk) tegangan (mata,otot), ventlisasi, terpajan zat kimia beracun
17. Bahayan lingkungan : udara, air, pembuangan limbah, jumlah jendela kurang, tempat perapian yang tebuka, cat
18. Penganiayaan fisik/seksual pada masa kanak-kanak
19. Kekreasan rumah tangga/ pemukulan/ pemerkosaan/ isolasi pada masa yang lalu, saat ini keamanan
20. Uji skrining genetik, jika didapat lakukan (mis. Sel sabit,tay sachs, fibrosis kritis); hasil
21. Penyakit spesifik
a.         Diabetes
b.        Penyakit jantung (diagnosis, mis prolaps katup mitral) termasuk demam reumatik
c.         Tuberkulosis
d.        Asma
e.         Hepatitis
f.         Ginjal/infeksi saluran kemih
g.        Varises/ tromboflebitis
h.        Kelenjar/endokrin (diagnosis, seperti hipo/hipertiroid)
i.          Kanker
j.          Hipertensi
k.        HIV/AIDS
l.          Penyakit kejiwaan
22. Pengobatan
a.         Diprogramkan
b.        Tidak diprogramkan

e.       Riwayat Keluarga
Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi untuk me  nderita penyakit yang sama. Misalnya :
1.    Ibu, ayah, saudara kandung
a.    Usia
b.    Status, misal, kehidupan dan kesejaheraanya? Jika telah meninggal, apa penyebab kematiannya?
2. Retardasi metal
3. Kanker
4. Penyakit jantung
5. Hipertensi
6. Diabetes
7. Penyakit ginjal
8. Penyakit mental
9. Kelainan kengenital
10. Kehamilan lebih dari satu

11. Tuberkulosis